MASJID RAO-RAO (1918) di BATUSANGKAR

NEXT : MASJID LUBUK BAUK, SUMATRA BARAT

PREF : MASJID JAMI TALUK, BUKIT TINGGI DI SUMATRA



ARSITEKTUR MASJID KUNO BERSEJARAH

MASJID RAO-RAO (1918) di BATUSANGKAR


Batusangkar sebuah kota yang terletak sekitar 100Km di utara kota Padang, di kota Batusangkar ini terletak sebuah masjid bersejarah yang memiliki nama Masjid Rao-Rao (diambil dari nama desa letak masjid ini berdiri). Masjid ini di bangun secara bergotong royong pada tahun 1918 oleh empat kelompok suku di Sumatra Barat, empat suku tersebut diantaranya :

  1. Suku Petapang koto Anyear.

  2. Bendang Mandahiling.

  3. Bodi Caniago.

  4. Koto Piliang.

Arsitektur masjid ini bersifat Vernacular artinya memakai bentuk-bentuk setempat, seperti hal nya Masjid taluk di bukit tinggi. Arsitektur yang bersifat Vernacular tersebut terlihat dari hiasan masjid, juga pada desain atap nya yang sangat miring. Pada puncak masjid yang berbentuk pyramidal empat tingkat (dalam bahasa setempat disebut berundak empat) dihias dengan miniature rumah gadang yaitu rumah adat minang dengan atap majemuk runcing mencuat di ujung-ujung atap tersebut. Selain Vernacular, simbolisme dari masjid ini juga cukup menonjol antara lain pada atapnya yang bertumpuk empat, melambangkan keempat kelompok suku yang membangun bersama. Atap minaret (menara) juga hampir sama dengan yang ada di Masjid Taluk, model india beratap kubah kecil bentuk bawang dengan tritisan berdenah segi delapan. Di luar itu dari segi ukuran dekorasi dan lain-lain berbeda dengan Minaret masjid Taluk. Namun cukup menarik dikemukakan disini, bahwa posisi minaret terletak di tengah dalam satu garis sumbu dengan mihrab, posisi ini sama dengan posisi masjid-masjid yang ada di Cina dan juga Masjid Taluk. Pengaruh luar yang terdapat pada masjid ini terlihat pada lengkung-lengkung di depan masjid, yang mungkin merupakan tambahan.


NEXT : MASJID LUBUK BAUK, SUMATRA BARAT

PREF : MASJID JAMI TALUK, BUKIT TINGGI DI SUMATRA

Post a Comment

Previous Post Next Post