MASJID AL MASHUN (1906-1909) / MASJID AGUNG MEDAN

ARSITEKTUR MASJID KUNO BERSEJARAH

MASJID AL MASHUN (1906-1909) / MASJID AGUNG MEDAN

Medan adalah sebuah kota terbesar di Sumatera, didirikan pada abad XVII oleh Sultan Muhammad Perdasa Alam, yang pada waktu itu istanannya di labuhan Delli sekitar 10 Km di luar kota. Sejak tahun 1860 pntai Deli mulai menjadi kawasan perkebunan yang produktif, sejak tahun 1887 menjadi ibu kota wilayah pantai timur Sumatera. Keberhasilan perkebunan tembakau dari wilayah belakangnya yaitu Deli, menjadikan Medan pusat perdagangan dan dijadikan kota praja pada tahun 1909 oleh pemerintah kolonial Belanda.

Di tengah-tengah kota Medan sekarang terdapat sebuah Masjid raya atau masjid agung yang sangat indah dan megah, masjid tersebut di bangun pada masa Sultan Melayu Deli IX. Pembanganan masjid di mulai pada 21 Agustus 1906 dan dibuka pada 10 September 1909.

Masjid itu terletak dalam halaman luas terbuka yang luas nya sekitar satu hektar, terdiri dari bangunan utama, gerbang dan tempat wudhu. Unit utama berdenah segi delapan tidak sama sisi, pada sisi-sisi nya saling berhadapan lebih kecil, terdapat pourch, yaitu unit menempel dan menjorok keluar untuk masuk termasuk di depannya ada tangga. Pada pourch depan atau timur tepatnya pada ujung tangga sebelum masuk terdapat pelengkung majemuk, hal ini sama seperti masjid-masjid di Andalusia dan Kordoba.

Tata letak masjid sangat unik, pintu masuk utama melalui pourch depan yang bukan pada sisi terpanjang, sehingga terlihat pada satu sudut dan bukan pada sisi melebar maupun memanjang. Pada sisi kiri atau pada sisi selatan-timur dan kanan atau utara-timur dari ruang sembahyang utama di kelilingi oleh gang, gang tersebut memiliki deretan bukaan (jendela tak berdaun) lengkung, yang uniknya jendela tersebut berdiri di atas balok dan tidak langsung pada kolom. Bentuk depan segi delapan pada ruang sembahyang utama, diperlihatkan dengan kolom-kolom pada masing-masing titik sudut marmerberbentuk silindris yang menyangga pelengkung yang bentu dan hiasannya bercorak Moorish dan Arabesque. Di atas pelengkung-pelengkung tadi terdapat tambour tumpuan kubah utama. Kubah utama terbesar mengatapi bagian tengah di depan mighrab dan mimbar yang bentuknya seperti kubah model Turki, bedanya, i sini patah-patah bersisi delapan. Antara kubah, gang keliling dan bagian depan ruang sembahyang terdapat atap yang bersisi miring tunggal. Pada dinding tumpuan kubah atau tambour terdapat jendela atas, demikian pula pada dinding atas teras dalam, sehingga ruang sembahyang utama cukup terang. Kubah utama dikelilingi oleh kubah-kubah berbentuk sama namun lebih kecil mulai dari pourch depan, utara, selatan dan atap dari mighrab.

Masjid deli juga disebut dengan Masjid Agung Medan setelah nama kota di ubah, dan sebutan lain dari Masjid ini adalah Masjid Al Mashun. Masjid ini memiliki halaman keliling, tepat pada sumbu mighrab dan pourch masuk depan, dan di sebelah tiur terdapat gerbang. Meskipun masjid ini tidak dalam arsitektur hypostyle keberadaan gerbang tersebut memperkuat arah kiblat dan arah masuk ke dalam masjid, gerbang itu kemungkinan besar mendapat inspirasi dari masjid kuno di India, Arab dan Mesir. Gerbang besar terpisah oleh unit utama ini juga arsitekturnya model India, yang terdiri dari unit berdenah bujur sangkar, atapnya datar, di bagian depan untuk masuk terdapat pelengkung patah. Di sisi kiri kanan unit tersebut diapit unit yang berbentuk sama, namun lebih kecil dan pelengkung patahnya mati. Bagian atas gerbang tengah dan pengapitnya dihias dengan molding dan dentil, yaitu deretan kubus-kubus kecil, rapat seperti gigi.

Di sisi kanan atau di utaea-timur dari masjid ini terdapat minaret (menara), bentuknya cukup unik, denahnya bujur sangkar, menyangga bagian atasnya yang berbentuk silindris. Hiasan pada badan minaret campuran model Mesir, Iran dan Arab. Pengaruh Gotik juga terdapat pada masjid ini, antara lain bisa dilihat pada jendela bagian atasnya berambang patah, di atas terdapat bukaan berbentuk lingkaran. Mighrab cukup indah yang terbuat dari marmer, dan diatapi oleh kubah runcing.



NEXT : MASJID AL OSMANI (1870) LABUHAN DELI (MEDAN)

PREF : MASJID BAITURAHMAN, ACEH





Post a Comment

Previous Post Next Post