SALURAN DAN CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA

-->
SALURAN DAN CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA
Saluran dan cara Islamisasi di Indonesia melalui beberapa jalan, diantaranya :

a. Perdagangan
Islamisasi melalui perdagangan terjadi pada tahap awal, yaitu sejalan dengan ramianya lalu lintas perdagangan antara abad ke-7 sampai abad ke-16. Pada tahap berikutnya makin banyaklah pedagang muslim yang datang ke Indonesia yang kemudian membentuk tempat-tempat pemukiman yang disebut Pakojan.
Pada saat itu, pedagang-pedagang muslim yaitu dari Arab, persia dan India turut serta mengambil bagian dalam perdagangan dengan pedagang-pedagang dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan timur benua Asia. Perdagangan ini sangat efektif sebagai saluran islamisasi karena bagi kaum muslim, tidak ada pemisahan antara kegiatan berdagang dan kewajiban menyampaikan ajaran Islam, ditambah lagi pada masa itu golongan raja dan bangsawan biasanya turut serta langsung dalam kegiatan perdagangan, jika rajanya masuk Islam, biasanya rakyatnya akan lebih gampang mendapatkan pengaruh Islamisasi.
Islamisasi melalui saluran perdagangan semakin dipercepat dengan adanya situasi dan kondisi politik beberapa kerajaan yang ada di pesisir, terutama dipesisir pulau jawa, hal ini dibuktikan dengan kutipan dari Tome Pres berikut ini :
"Kini saya ingin mulai menceritakan pate-pate muslim yang berada di pesisir, yang berkuasa di Jawa dan mempunyai semua perdagangan karena mereka adalah penguasa-penguasa jung-jung (kapal) dan rakyat. Ketika disana di sepanjang pesisir Jawa masih belum musli 'caffre', maka banyak pedagang berdatangan, orang-orang Persia, Arab, Gujarat, Bengali Malaya. Selain berhasil menjadi pedagang yang kaya raya, mereka juga berhasil mendirikan masjid-masjid. Mereka menikah dengan penduduk lokal dan anak-anaknya menjadi muslim" (Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, SNI 3 2008)
b. Perkawinan
Karena pedagang asing yang datang ke Indonesia banyak yang tidak mempunyai istri, maka mereka kebanyakan memilih menikah dengan wanita pribumi. Dengan melalui perkawinan ini lingkungan mereka pun bertambah luas sehingga muncul perkampungan, daerah-daerah, dan Kerajaan Islam.
Dari urain ini kita bisa memperoleh gambaran bahwa perkawinan antara pedagang atau saudagar islam dengan perempuan pribumi juga merupakan bagian yang erat dalam proses islamisasi.
Perkawinan merupakan cara Islamisasi yang paling mudah, karena ikatan perkawinan itu sendiri sudah merupakan ikatan lahir batin, tempat mencari kedamaian diantara individu yang terlibat. Kemudian dari perkawinan ini terbentuklah masyarakt muslim yang terikat dalam pertalian kekerabatan yang lebih besar antara keluarga pihak laki-laki dan perempuan.
Saluran Islamisasi melalui perkawinan sendiri terbukti lebih menguntungkan lagi apabila terjadi antara saudagar, ulama, atau golongan lainnya dengan bangsawan atau anak raja dan adipati. Seperti yang terjadi antara putri Campa dengan Prabu Brawijaya atau Sunan Ampel dengan Nyi Gede Manila. Hal ini dikarenakan status sosial-ekonomi, terutama politik raja-raja, adipati-adipati, dan bangsawan-bangsawan pada waktu itu turut mempercepat proses Islamisasi. Perkawinan antara kaum muslim dengan bangsawan ini banyak ditemukan pada tulisan-tulisan di babad Tanah Jawa, babad Cirebon dan Babad Tuban. Inilah yang menjadi salah satu alasan kuatnya Islam di pulau Jawa hingga saat ini.
c. Pendidikan
Dengan melalui pendidikan ini proses Islamisasi dilakukan oleh pesantren-pesantren, semakin terkenal kyai yang mengajar, maka semakin terkenal pula pesantrennya dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Pada masa pertumbuhan Islam dikenal Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel (Raden Rahmat), juga Pesantren Sunan Giri yang muridnya kebanyakan datang dari Maluku dan daerah-daerah lain. Selain itu juga biasanya para bangsawan atau raja mendatangkan Kyai sebagai penasihat agamanya.
d. Tasawuf
Proses Islamisasi yang tidak kalah pentingnya adalah tasawuf, yang berfungsi sebagai pembentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia, dengan melalui tasawuf memudahkan islam masuk ke orang-orang yang telah mempunyai dasar ke-Tuhanan. Gambaran tentang tasawuf ini banyak di jumpai dalam babada dan hikayat. Beberapa tokoh tasawuf adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Nurudin Ar-Raniri, dll.
e. Kesenian
Kesenian Islam terlihat dengan adanya peninggalan-peninggalan seperti seni bangunan, seni pahat, seni musik, seni sastra, dsb.
f. Wali songo
(Data tentang Wali Songo dapat dilihat di BAB sebelumnya)
NEXT : KERAJAAN-KERAJAAN INDONESIA YANG BERCORAK ISLAM.

1 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post