Hari ini, 73 tahun yang lalu, tepatnya 1 Maret 1942, Selat Sunda menjadi saksi pertempuran Perang Dunia II antara Jepang, Australia dan Amerika.
Pertempuran Selat Sunda tersebut menyebabkan kapal HMAS Perth Royal Australian Navy dan USS Houston milik United States Navy tenggelam pada waktu yang hampir
bersamaan.
Untuk memperingati peperangan yang menjadi tonggak awal penjajahan Jepang di Indonesia tersebut, perwakilan ketiga negara melakukan pertemuan di kapal
Angkatan Laut Amerika – jenis
Submarine Tender USS Frank Kabel tepat pada titik dimana dua kapal tenggelam.
Lokasi tenggelamnya kedua kapal perang itu berada di dekat mulut Selat Sunda, sekitar 45 menit dari Pulau Panjang, Serang, sisi utara
Banten. Bangkai kapal ini kini menjadi situs arkeologi bawah laut Indonesia.
Bangkai dua kapal bersejarah ini menjadi perhatian khusus setelah penemuannya terekspose pada saat pencarian bangkai pesawat AirAsia QZ8501 yang secara misterius jatuh di dasar lautan dekat Kalimantan tersebut.
Bangkai kapal bersejarah tersebut diketahui terbuat dari prrunggu dan kuninhan, dimana kedua bahan ini menjadi incaran penyelam ilegal. Tentu saja hal ini menjadi perhatian khusus bagi Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia, peneliti cagar budaya, TNI Angkatan Laut, dan Direktorat Navigasi Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengingat area ini merupakan trayek kapal laut yang dilewati banyak kapal setiap harinya.
"Ini harus ada kajian yang cukup panjang jika akan dijadikan cagar budaya. Apalagi jalur tersebut banyak dilalui kapal," ujar Nafri Rabu, 4/02/2015 seperti yang dikutip dari tempo.co.
Untuk menghindari pencurian bangkai dua kapal bersejarah yang menjadi cagar budaya yang harus dilindungi tersebut, Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia Brigjen John Gould
mengatakan keberadaan kapal perang milik Australia itu menjadi perhatian negara Australia.
Post a Comment