Teknologi diciptakan manusia untuk mempermudah pekerjaan manusia. Robot, yang merupakan teknologi yang terus dikembangkan manusia kini telah mencapai titik dimana teknologi tersebut bisa mengambil alih tenaga kerja.
Foxconn, sebuah perusahaan asal Taiwan ini beberapa saat yang lalu telah mendapatkan kritik pedas dari aktivis HAM akibat perlakuan mereka kepada para pekerja yang semena-mena. Tak mau memperburuk keadaan dengan adanya 10.000 robot yang mengancam keberadaan tenaga kerja ini diputuskan pihak Foxcoon untuk bekerja saling bahu membahu dengan tenaga manusia.
Keputusan Foxconn untuk menggunakan robot sebenarnya bukan merupakan keputusan yang salah. Penggunaan robot foxbot tersebut sebenarnya akan membantu mempermudah perusahaan untuk menghasilkan barang yang lebih optimal, menjaga jumlah pasokan barang dalam keadaan aman dan tepat waktu sesuai dengan deadline. Namun Foxbot seharusnya digunakan untuk membantu proses produksi manusia, bukan untuk menggantikan tenaga kerja manusia.
Seperti yang dilansir United Daily Newys, 10.000 Foxbot yang sedang berada dalam tahap pengujian ini ditujukan kepada pabrik-pabrik berskala besar untuk membantu proses produksi. Foxbot tersebut mampu menghitung ukuran dan tampilan produk secara akurat. Foxbot diyakini mampu menghasilkan rata-rata 300.000 smartphone dalam sekali produksi.
Dengan penggunaan Foxbot tersebut, diyakini akan mampu mengurangi resiko cacat produksi dan mampu memproduksi smartphone dengan kualitas yang sama dan dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan proses pengerjaan tenaga manusia. Quality control merupakan satu-satunya tenaga manusia yang berperan penting untuk pemasangan komponen-komponen tertentu yang memerlukan presisi kejelian mata.
Untuk pembuatan satu Foxbot, Presiden Foxconn, Terry Guo menyatakan pihaknya membutuhkan biaya sebesae US$ 20.000 hingga US$ 25.000. Dengan hadirnya Foxbot, 10.000 tenaga kerja terancam kehilangan mata pencaharian. Aktivis HAM berharap dengan kedatangan Foxbot, tenaga kerja tersebut bisa mendapatkan ruang kerja baru.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Apple telah menjadi klien Foxconn pertama yang menyetujui teknologi Foxbot, iPhone 6 yang kabarnya akan dirilis pada akhir tahun ini akan menjadi produk dengan proses produksi menggunakan teknologi Foxbot.
Foxconn, sebuah perusahaan asal Taiwan ini beberapa saat yang lalu telah mendapatkan kritik pedas dari aktivis HAM akibat perlakuan mereka kepada para pekerja yang semena-mena. Tak mau memperburuk keadaan dengan adanya 10.000 robot yang mengancam keberadaan tenaga kerja ini diputuskan pihak Foxcoon untuk bekerja saling bahu membahu dengan tenaga manusia.
Keputusan Foxconn untuk menggunakan robot sebenarnya bukan merupakan keputusan yang salah. Penggunaan robot foxbot tersebut sebenarnya akan membantu mempermudah perusahaan untuk menghasilkan barang yang lebih optimal, menjaga jumlah pasokan barang dalam keadaan aman dan tepat waktu sesuai dengan deadline. Namun Foxbot seharusnya digunakan untuk membantu proses produksi manusia, bukan untuk menggantikan tenaga kerja manusia.
Seperti yang dilansir United Daily Newys, 10.000 Foxbot yang sedang berada dalam tahap pengujian ini ditujukan kepada pabrik-pabrik berskala besar untuk membantu proses produksi. Foxbot tersebut mampu menghitung ukuran dan tampilan produk secara akurat. Foxbot diyakini mampu menghasilkan rata-rata 300.000 smartphone dalam sekali produksi.
Dengan penggunaan Foxbot tersebut, diyakini akan mampu mengurangi resiko cacat produksi dan mampu memproduksi smartphone dengan kualitas yang sama dan dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan proses pengerjaan tenaga manusia. Quality control merupakan satu-satunya tenaga manusia yang berperan penting untuk pemasangan komponen-komponen tertentu yang memerlukan presisi kejelian mata.
Untuk pembuatan satu Foxbot, Presiden Foxconn, Terry Guo menyatakan pihaknya membutuhkan biaya sebesae US$ 20.000 hingga US$ 25.000. Dengan hadirnya Foxbot, 10.000 tenaga kerja terancam kehilangan mata pencaharian. Aktivis HAM berharap dengan kedatangan Foxbot, tenaga kerja tersebut bisa mendapatkan ruang kerja baru.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Apple telah menjadi klien Foxconn pertama yang menyetujui teknologi Foxbot, iPhone 6 yang kabarnya akan dirilis pada akhir tahun ini akan menjadi produk dengan proses produksi menggunakan teknologi Foxbot.
Post a Comment