KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT
DI ASIA SELATAN (AFGHANISTAN)
oleh :
Alvian Dwi Cahyo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan mengenai kolonialisme dan Imperialisme merupakan studi penting, karena dalam hal ini untuk menghindari hal-hal yang belum begitu terang khususnya untuk dunia politik. Sebenarnya kedua paham ini tidak terlahir ke dunia sebab banyak menimbulkan kekuatan-kekuatan jahat dari Negara yang besar untuk menekan dan menguasai Negara kecil hanya untuk memenuhi ambisinya. Afghanistan adalah suatu Negara yang strategis, sehingga tidak heran apabila menjadi rebutan. Bahkan tidak sedikit yang ingin menguasainya.
Afghanistan walaupun bagian utaranya daerah pegunungan, namun merupakan pintu gerbang menuju ke Pakistan/India atau sebaliknya. Terdapatnya pengaruh timbale balik antara sejarah Afghanistan dengan sejarah sungai Indus dan Gangga. Kemakmuran Indus dan Gangga itu menarik perhatian bangsa asing, untuk itu bangsa asing harus melewati atau menguasai Afghanistan. Namun kondisi sebaliknya juga terjadi bagi bangsa Arya yang lebih dulu datang ke Afghanistan, yaitu mereka jugs ingin mempertahan Afghanistan. Dengan demikian Afghanistan menjadi korban dari kedua kubu baik dari bangsa asing maupun dari bangsa Arya dari India.
Nampaknya ketertarikan bangsa barat ini menuai realisasi karena dunia barat pada waktu itu telah mengenal pengetahuan yang lebih di bandingkan dengan bangsa timur. Ide-ide yang muncul perihal dunia timur menunjukkan faham kolonialisme dan Imperialisme barat. Selain itu disebabkan karena runtuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani sehingga memaksa mereka untuk melakukan perdagangan ke dunia timur.
Kalahnya barat dengan Islam karena perang salib, masih menimbulkan dendam diantara meraka, sehingga mereka juga ingin membalas dendam dengan cara menyebarkan nasrani di dunia timur. Dengan cara seperti inilah dapat menekan pertumbuhan islam. Mereka melakukan ini dengan melalui jalan perdagangan. Menurutnya perdagangan ini adalah cara praktis dan efektif untuk mendoktrin atau memasukkan paham-paham barat kepada orang-orang timur. Penjelajahan untuk menemukan dunia timur dimulai hingga sampai ke Afghanistan. Di Afghanistan ini mencolok kekuasaan barat yaitu Inggris dan Russia yang tentunya berdampak besar sekali pada Afghanistan. Sehingga membawa Afghanistan ke dalam jurang Imperialisme yang memang menjadi agenda bangsa barat untuk menguasai dunia baik dalam wilayah administratif maupun perekonomiannya. Dengan begitu, Negara induk mendapat keuntungan lebih, selain mudah dalam akses perluasan pahamnya tetapi juga memperlancar hubungan dengan pihak lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian Kolonialisme dan Imperialisme?
2. Apa penyebab tejadinya Kolonialisme dan Imperialisme?
3. Bagaimana kolonialisme dan imperialisme terjadi di Afghanistan?
4. Apa saja hasil dari kolonialisme dan imperialisme?
1.3 Tujuan
Dari permasalahan di atas tujuannya adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari kolonialisme dan imperialisme
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kolonialisme dan imperialisme
3. Untuk mengetahui kolonialisme dan imperialisme yang tengah terjadi di Afghanistan
4. Untuk mengetahui dan memahami hasil dari terjadinya kolonialisme dan imperialisme.
BAB II
PEMBAHASAN
Kekusaan wilayah adalah suatu pendukung untuk menjadikan negara itu menjadi kuat. Apalagi negara yang kuat itu dapat menguasai daerah atau wilayah lain dengan membawa misinya, biasanya ini bersaing dengan negara-negara lain demi kepentingan politiknya. Dalam keadaan yang seperti inilah apapun caranya dijalankan demi menguasai daerah yang diinginkan itu. Penguasaan suatu daerah dilakukan tidak hanya merebut dan menduduki dengan cara mengangkat senjata melainkan dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan idiologi asalkan dengan cara paksaan. Kesemuanya itu merupakan suatu tindakan imperialisme yang dimulai dari koloni.
2.1 Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme
Banyak yang berpendapat bahwa kolonialisme dan imperialisme itu merugikan bagi negara yang dikolonikan. Sebenarnya anggapan itu tidak semuanya benar, dari pendukung kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Sedangkan pengkritik kolonialisme, bahwa kolonialisme merusak aspek kehidupan politik, psikologi, dan moral Negara yang terkolonisasi. Menurut penulis sekaligus politikus India Arundhati roy berkata bahwa perdebatan antara pro dan kontra dari kolonialisme/imperialisme adalah seperti “memperdebatkan pro dan kontra pemerkosaan” ( id.wikipedia-kolonialisme.org). Jelas sekali bahwa kolonialisme dan imperialisme disini sangat merugikan pihak yang dikoloniakan. Diantara keduanya memiliki keterikatan yang sangat erat yaitu setiap adanya suatu imperialisme berarti juga melakukan kolonisasi, sebaliknya munculnya kolonisasi tidak semata-mata disertai dengan imperialisme.
Kolonialisme sebenarnya adalah pengembangan kekuasaan sebuah Negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, semuanya dilakukan untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah seperti ini juga menunjuk pada suatu keyakinan dimana moral dari si pengkoloni itu lebih besar daripada yang dikolonikan. Adapun pengertian mengenai imperialisme adalah kebijakan dari suatu Negara besar yang memegang kendali pemerintahan atas daerah lain agar Negara itu dipelihara atau berkembang. Biasanya politik seperti ini dilakukan dengan cara paksaan demi mencapai kepentingannya. Dalam hal ini imperialism dibagi menjadi dua yaitu : 1) Imperialisme kuno, yang initinya membawa tiga misi penting yang dikenal dengan semboyan 3G yaitu gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu Negara menguasai wilayah lain untuk menambah kekayaan dan mendapat kejayaan 2) Imperialisme modern, yang intinya yaitu untuk memajukan perekonomian. Imperialisme modern ini banyak muncul setelah terjadinya revolusi industri. Karena dalam melakukan industri diperlukan banyak bahan mentah dan daerah pemasaran yang luas. Mencari daerah sumber bahan mentah dan sebagai pasar hasil industri kemudian juga menjadi tempat penanaman modal bagi yang berkapital surplus.
2.2 Sebab-sebab Kolonialisme dan Imperialisme
Mula-mula yang mempelopori adannya kolonialisme dan imperialisme adalah bangsa barat dimana pada saat itu kekuatan Eropa dipandang sebagai kekuatan yang paling kuat dan berpengaruh bagi dunia. Pendorong terjadinya kolonialisme yang khususnya diperankan oleh bangsa Eropa banyak sekali yang sebelumnya dilakukan dengan tidak sengaja, yaitu diantaranya adalah: 1. Desakan ekonomi dari Negara yang melakukan koloni berupa tidak dapat memenuhi kehidupannya, 2. Keinginan untuk mengetahui daerah baru, 3. Mencari daerah pasar, 4. Mencari daerah sumber daya alam diluar daerahnya. Sebenarnya tidak jauh beda dengan penyebabnya imperialisme. Yang menjadi penyebab dari imperialisme adalah sebagai berikut:
- Keinginan menjadi jaya/menjadi paling kuasa
Setiap bangsa pastinya sangat menginginkan untuk menjadi bangsa yang merdeka dan dalam kehidupan kenegaraannya tidak ingin dicampuri Negara lain. Namun, apabila Negara tersebut tidak bisa mengendalikan keinginannya tidak bisa dihindari akan muncul suatu benih-benih imperalis.
- Perasaan
Bangsa yang istemewa pasti mempunyai harga diri yang tebal, dengan harga diri yang tebal itulah timbul kecongkakan yang ujung-ujungnya ingin menguasai dan memimpin Negara-negara lain.
- Hasrat untuk menyebarkan idiologi
Tujuanya paling utama yaitu menyebarkan ideology dan agamanya, tetapi apabila misi itu didukung oleh pemerintah biasanya tujuan paling utamanya menyebarkan agama menjadi terlupakan, bukan tidak mungkin juga menimbulkan imperialisme.
- Letak yang strategis
Yaitu posisi tempat dapat mempunyai fungsi sangat penting bagi suatu Negara untuk melakukan/menjalankan politiknya.
- Sebab ekonomi
Factor ekonomi inilah yang menjadi paling penting dan istimewa dalam imperialisme karena ingin mendapatkan kekayaan lebih, ikut dalam perdagangan dunia, keinginan dalam menguasai perdagangan, dan dapat menjamin suburnya industry (id.wikipedia-imperialisme.org).
2.3 Kolonialisme dan Imperialisme di Afghanistan
Di Afghanistan pada tahun 330 sebelum masehi, atau jauh sebelum masuknya islam, Iskandar yang Agung memutuskan mundur bersama pasukanya dari Afghanistan akibat gawatnya perlawanan suku Pashtun. Ia sendiri dua kali mengalami cedera dalam pertempuran. Sejak itu pasukan asing silih berganti menduduki Afghanistan, termasuk tentara Mongol pimpinan Jenghis Khan. Namun, pendudukan itu tidak bertahan lama. Afghanistan kemudian disebut sebagai “kuburan tentara pendudukan”. Begitu banyaknya koloni-koloni yang telah masuk di Afghanistan sehingga membuat Negara-negara lain untuk ikut serta meramaikan tanah Afghanistan (Kompas, 2010: 40).
Asia selatan merupakan suatu daerah yang startegis bagi bangsa Eropa untuk perantara ke dunia timur. Salah satunya adalah Portugis, karena perintis terjadinya imperialisme di Asia selatan. Portugis ini datang dan mendarat di Kalikut (1498) di pimpin oleh Vasco Da Gama. Disusul kemudian Belanda, Inggris, dan Prancis. Mereka berusaha menguasai daerah-daerah strategis dan pelabuhan. Tujuan pertamanya adalah untuk berdagang, kemudian mereka menyewa gedung untuk menginap dan menaruh barang-barang dagangannya. Hingga akhirnya mereka dapat menguasahi perdagangan dan pelabuhan dengan cara tipu muslihat maupun dengan jalur kekerasan. Mungkin itu adalah cara yang tidak terpuji, namun kenyataannya memang seperti itu.
Setelah penguasaan ini, mereka tidak berhenti begitu saja, bahkan malah sampai memperluas daerah jajahannya sampai ke daerah Asia selatan khususnya, dan wilayah Asia lainya demi untuk mencari sumber rempah-rempah. Inilah yang menjadi ancaman bagi bangsa yang ada di Asia selatan. Apalagi Afghanistan, karena di Negara ini terancam dengan kedatangan Inggris yang saat itu adalah EIC dan kerajaan Russia. Sebenarnya Iran dan Afghanistan menutup Russia dari Lautan Indis. Namun didalamnya imperialisme Inggris merajalela yang berpangkal di India. Selama perang dingin Russia ditujukan ke lautan pasifik atau Laut Tengah, sehingga Inggris yang berada di India merasa Aman. Karena terdengar bahwa Napoleon mendarat di Mesir dan menerobos masuk ke India melalui Iran, maka Inggris terkonsentrasi pada Iran. Tetapi pada akhirnya Perancis dan Russia bekerja sama untuk menghancurkan Inggris. Ancaman Perancis terhenti pada tahun 1815, namun Russia tetap bergerak kea rah selatan. Afghanistan ini menjadi penting bagi kedua belah pihak yaitu Inggris dan Russia karena posisinya yang strategis. Afghanistan merupakan penjaga pintu gerbang (celah Khaiber dan Bolan) untuk masuk ke India. Dari sinilah dimulainya percaturan politik antara Russia dan Inggris di Afghanistan (Soepratignyo, 1994/1995).
Dalam mencapai tujuannya Russia juga terlihat menanamkan unsur-unsur adu domba yang yaitu mengadu domba Iran dengan Afghanistan. Russia menyuruh Iran untuk menyerang kota Herat yang terletak di Afghanistan dan posisinya strategis. Sedangkan Afghanistan sediri juga dibantu Russia untuk melawan serbuan Iran. Sebelum didahului oleh Russia, Inggris ingin masuk ke Afghanistan bahkan melalui jalan kekerasan sehingga menimbulkan perang yang pertama pada tahun 1839-1842. Afghanistan yang dipimpin oleh Dost Muhammad mengalami kekalahan. Beralih kepemimpinan Sher Ali Khan Afghanistan kembali berperang juga menghadapi Inggris, perang ini disebabkan kareana diterimanya utusan dari Russia dan ditolaknya utusan Inggris. Dalam perang tersebut Afghanistan kembali mengalami kekalahan.
Beraninya Habibullah untuk mendokrak Inggris ini membuat Afghanistan terpanggil untuk bangkit. Selain itu dari kubu Inggris sibuk dengan dirinya sendiri, sehingga Afghanistan memperoleh kemenangan diplomatis selain itu Habibullah juga mempelopori modernisasi Afghanistan dengan mendirikan sekolah, menarik pajak, berpakaian ala barat dan sebagainnya. Meskipun berganti pemimpin Afghanistan terus melakukan banyak modernisasi antara lain dibentuknya cabinet parlementer pada tahun 1949, diperbolehkan berdirinya partai politik, Selain Inggris kekalahan juga dialami oleh Russia ketika mengirim puluhan ribu tentara merah ke Afghanistan pada Desember 1979. Tujuannya adalah untuk membendung rembesan revolusi Iran dan mengamankan rezim kiri pro-Moskwa saat itu. Dengan dapat menguasai Afghanistan maka Russia dapat melanjutkan politik air hangat, menanamkan pengaruhnya, menahan kebangkitan islam di republik-republik komunis Asia Tengah (Kompas, 2010: 40).
Dengan keadaan seperti ini Amerika Serikat beserta Negara-negara lainnya juga memberikan sikapnya terhadap Afghanistan yaitu Amerika beserta Negara Blok Barat lainnya siap membantu kaum Mujahidin dalam bentuk persenjataan untuk menentang komunis. Pada umumnya Negara GNB, termasuk Negara islam yang tergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam Internasional) menentang republic komunis itu, lebih-lebih lagi setalah adanya intervensi militer Uni Soviet. Pergolakan di Afghanistan menjadi beban PBB terutama menyangkut bantuan kemanusiaan yang diperlukan oleh pengungsi Afghanistan di Pakistan maupun Iran (Soepratignyo, 1994/1995).
Dalam hal ini, Asia Selatan dapat menjadi embrio kelahiran suatu doktrin politik baru, yaitu bahwa dunia tidak terbagi dalam Blok Barat dan Blok Timur, tidak pula tiga blok dimana Asia Afrika merupakan blok yang ketiga, akan tetapi dunia terbagi dalam menjadi dua blok, yaitu NEFOS (The New Emerging Forces) dan OLDEFOS (The Old Established Forces), Nefos yang merupakan kekuatan-kekuatan baru pada Negara-negara yang baru merdeka dan yang sedang berjuang melepaskan diri dari penjajahan[1] ditempati oleh Negara-negara yang berada dikawasan Asia Afrika dan Amerika Latin. Sedangkan di sisi lain Oldefos adalah kekuatan-kekuatan lama yang merupakan Negara-negara penjajah Eropa dan Amerika (Warsito dan Wahyuni, 2007). Namun, sampai saat ini di Asia Selatan khususnya Afghanistan masih ada kolonialisme dan imperialisme yang terus berlangsung sampai saat ini.
Perang di Afghanistan ini masih terus berlanjut sampai saat ini, Amerika yang bertahan di Afghanistan merupakan sekian rentetan peristiwa yang terjadi. Subuh 7 oktober 2001, pesawat-pesawat pengebom berat AS dan Inggris melancarkan serangan udara di Afghanistan. Perang melawan terror telah dimulai. Bush menyebutnya sebagai Operasi Kebebasan Abadi. Saat ini perang Afghanistan memasuki tahun kesepuluh atau 109 bulan, adalah perang terlama dalam sejarah militer AS. Jauh lebih lama disbanding perang dunia II, bahkan melampaui rekor perang Vietnam yang berlangsung selam 103 bulan (agustus 1964-maret 1973). Saat ini juga perang itu belum mecapai tujuannya, yaitu membekuk pentolan-pentolan teroris sera Osama Bin Laden. Baru-baru ini mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev mengingatkan NATO bahwa mereka tidak akan menang.
Kini AS bersama 46 negara yang mengirim pasukannya bertempur di Afghanistan, mengulangi kekalahan tentara pendudukan di Negara para mullah tersebut. Bagi Afghanistan satu-satunya jalan untuk mengalahkan Amerika adalah memprovokasinya menginvansi Afghanistan. Kini AS terperangkap dalam dilema, mundur atau bertahan di Afghanistan adalah bencana (Kompas, 2010: 40).
2.4 Hasil-hasil Kolonialisme dan Imperialisme
Dari praktek kolonialisme dan imperialisme, membawa dampak besar bagi yang terjajah dan yang menjajah. Selain itu, juga membawa hasil yang mendukung perkembangan Negara-negara yang bersangkutan. Adapun hasilnya, dapat terlihat nyata maupun tidak tampak nyata. Sebenarnya hasilnya samgat menguntungkan tetapi ada juga yang menganggap itu adalah kerugian. Berikut hasil dari imperialisme barat dalam berbagai bidang :
Ø Bidang ekonomi
Akibat dari pejajahan yang dilakuakan oleh sebagian besar bangsa barat, membawa dampak dalam perekonomian. Hal ini pengaruhnya dapat ditemui di masyarakat sekarang yaitu mayoritas terpengaruh dengan budaya konsmtif. Selain itu mendorong munculnya perdagangan yang bersifat bebas dan monopoli perdagangan. Untuk penjajahnya memiliki pusat-pusat pemasaran barang dagang.
Ø Bidang politik
Banyak sekali pengaruh yang telah tertanam akibat dari penjajahan dalam bidang politik ini, antara lain mengenal system pemerintahan yang baru seperti politik pemerintahan barat sebagian juga diterapkan dalam pemerintahan Negara-negara yang pernah terjajah.
Ø Bidang sosial dan budaya
Sangat jelas pengaruh yang tertanam di Negara koloni mengenai sosial dan budaya. Diantaranya pengelompokan masyarakat yang dibedakan atas dasar golongan keturunan darah biru atau bukan. Dalam budaya, kehidupan sehari-hari seperti kehidupan di Negara induk seperti berpaikaian menerapkan gaya barat.
Ø Bidang pertahanan dan keamanan
Negara jajahan mengenal strategi perang yang efisien, selain itu dalam perdenjataan dapat membuatnya karena pernah didirikanya pabrik senjata. Berdirinya benteng yang dibangun pada masa penjajahan juga merupakan keuntungan dalam pertahanan Negara sekaligus mempermudah dalam menghalau musuh. Keuntungan lain adalah sudah mengetahui strategi perang yang digunakan musuh.
Ø Bidang agama
Paham-paham dan visi misi agama koloni barat berhasil yaitu dapat menyebar luaskan ajaran agamanya di negeri jajahan. Sehingga banyak saat ini Negara yang pernah terjajah mayoritas agamanya yang dianut adalah sama dengan agama penjajahnya dulu.
Ø Bidang pendidikan
Dalam bidang pendidikan, sangat menguntungkan sekali bagi Negara terjajah apalagi Negara tersebut masih terbelakang dalam pendidikannya. Karena dengan datangnya para penjajah ini, sekolah-sekolah mulai diperhatikan seperti membangun sekolah untuk masyarakat pribumi. Namun, kadang juga dirugikan akibat datangnya para penjajah. Seperti halnya penjajah kejam yang ingin membodohkan masyarakat jajahannya, yaitu dengan menutup sekolah dan membatasi siapa saja yang boleh mengikuti sekolah. Umumnya sekolahnya seperti sekolah yang mengikuti pendidikan gaya barat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kolonialisme dan imperialisme adalah lahirnya persaingan dunia dalam politik. Perintisnya adalah bangsa-bangsa barat, memang mereka telah terdukung dengan segi materi apapun. Pengaruh barat yang berkembang di Afghanistan ialah Inggris yang berpangkal di India dan Russia dengan politik air hangatnya, yang menjadi korban adalah Afghanistan.
Pada akhir perang dunia I Afghanistan bangkit dengan modernisasinya. Terlebih setelah perang dunia II modernisasi Afghanistan semakin mudah. Namun semuanya itu membuat munculnya berbagai kekacauan dan pemberontakan hingga masuknya paham komunis di Afghanistan. Selain itu mulai munculnya kekuatan baru yang muncul di wilayah Asia Selatan yang merupakan pendorong munculnya gerakan-gerakan baru disamping dari dua kekuatan besar yaitu blok Barat dan Blok Timur. Keadaan ini membuat masuknya campur tangan Amerika dalam melawan komunis di Afghanistan sampai akhirnya menimbulkan perang. Hingga saat ini perang antara Amerika dan Afghanistan ini belum rampung, namun saat ini yang mereka permasalahkan adalah mengenai teroris.
DAFTAR RUJUKAN
Soepratignyo. 1994/1995.Sejarah Negara-Negara Asia Selatan Abad X-XX Masehi. Malang: Depdikbud IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.
Tobing, Maruli. 2010.Afghanistan, Perang Terlama dalam Sejarah AS.Kompas, Selasa 2 November 2010.
Warsito, T dan Wahyuni, K. 2007. Diplomasi Kebudayaan. Yogyakarta: Ombak.
http://id.wikipedia-imperialisme.org/wiki/Imperialisme(OnLine). Senin,08 November 2010.
http://id.wikipedia-kolonialisme.org/wiki/Imperialisme(OnLine). Senin,08 November 2010.
TENTANG PENULIS
Alfian Dwi Cahyo, lahir di Blitar 13 Maret 1990, remaja yang berzodiak pisces ini adalah mahasiswa pendidikan sejarah FIS UM angkatan 2009. Waktu Masih kecil mempunyai kegemaran mewarnai. Bahkan dalam sekolahnya sempat mengikuti perlombaan mewarnai tingkat kecamatan. Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sederhana ini menempuh pendidikan dasar di SDN Kunir 01. Keinginan untuk terus bersekolah negeri, akhirnya ia diterima di salah satu sekolah berstandart nasional yaitu SMPN 1 Srengat. Dalam pendidikan menengahnya, kurang puas karena tidak bisa masuk dalam salah satu sekolah favorit. Namun, remaja ini tetap melanjutkan di salah satu SMA negeri di Kabupaten Blitar yaitu SMAN 1 Ponggok dengan program IPS. Demi terus masuk dalam sekolah negeri, dalam usahanya tidak sia-sia dan akhirnya pria yang biasa di panggil Vienk ini masuk dan menjadi mahasiswa jurusan sejarah di Universitas Negeri Malang. Saat ini ia tengah menyelesaiakan program sarjananya di UM.
Post a Comment