Bila mempelajari dengan seksama, ternyata cerita rakyat yang hidup hidup di kalangan masyarakat itu memiliki fungsi bermacam-macam. Cerita rakyat jelas merupakan suatu bentuk hiburan. Dengan mendengarkan cerita rakyat sepeti dongeng, mite atau legenda, kita sekan-akan diajak berkelana kea lam lain yang tidak kita jumpai dalam pengalaman hidup sehari-hari. Para penuturnya-pun sering mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan cerita yang pernah didengarnya dengan jalan menuturkan fantasinya sendiri. Dengan demikian cerita itu pada satu pihak menyebar secara luas di kalangan masyarakat dalam bentuk dan isi yang relative tetap karena kuatnya sipenutur pada tradisi, tetapi pada lain pihak juga banyak mengalami perubahan, karena hasratnya untuk menyalurkan angan-angannya serta citarasanya sendiri. Dengan gaya penuturan sendiri pula. Dan hal yang terakhir inilah yang menjadi salah satu sebab lahirnya versi-versi baru dari cerita rakyat. Dan justru perubahan dari para penutur yang kemudian itulah cerita rakyat dapat mempertahankan kelestarian hidupnya.
Perubahan versi sering pula terjadi bila cerita rakyat itu menyebar ke daerah lain yang masyarakatnya memiliki lingkungan budaya yang berbeda. Dengan perubahan versi itu, cerita rakyat yang menyebar tadi seolah-olah mengalami revisi.
Unsur-unsur yang tidak sesuai dengan pola kebudayaan dari masyarakat yang menerima cerita rakyat itu di tanggalkan, sedangkan unsur-unsur yang bersesuaian pola kebudayaan diserap dan dipadukan, sehingga pada akhirnya cerita rakyat tersebut tidak lagi dirasakan sebagai sesuatu yang dating dari luar, melainkan telah dirasakan sebagai miliknya sendiri.
Dalam hal ini unsur hiburan yang terkandung dalam cerita rakyat versi baru tersebut makin dapat dirasakan secara akrab. Unsur hiburan cerita rakyat dapat pula terlihat pada saat apa cerita rakyat itu dituturkan. Biasanya penuturan cerita rakyat memilih waktu-waktu senggang, seperti pada malam hari sesudah orang bekerja berat atau sibuk dengan berbagai tugasnya di siang hari. Lebih-lebih di kalangan anak-anak, kususnya didaerah pedalaman yang belum meiliki penerangan listrik, bagi mereka penuturan cerita rakyat sangatlah mengasyikkan. Pada malam hari tak ada tempat bermain di luar rumah karena tidak ada listrik sehingga sangat gelap, jadi bila ada orang tua yang mendongeng diserambi atau di surau-surau, anak-anak berkerumun mendengarkannya.
Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Sesungguhnya orang yang bercerita pada dasaranya ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya. Tetapi jika pesan itu disampaikan secara langsung kepada orang yang hendak dituju sebagai nasehat, maka daya pukau dari apa yang disampaikan itu menjadi hilang. Jadi pesan atau nasehat itu akan lebih mudah diterima jika dijalin dalam cerita yang mengasyikkan, sehingga tanpa terasa para pendengarnya dapat menyerap ajaran-ajaran yang terkandung dalam cerita itu sesuai dengan taraf dan tingkat kedewasaan jiwanya masing-masing.
Cerita rakyat juga memiliki fungsi sebagai penggalang rasa kesetiakawanan diantara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut. Di atas telah dijelaskan bahwa cerita rakyat itu lahir ditengah masyarakat tanpa diketahui lagi siapa yang menciptakan pertama kali.
Fungsi lain lagi dari cerita eakyat adalah sebagai pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan moral bisa dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat. Di samping iu di dalamnya juga terdapat larangan dan pantangan yang perlu dihindari. Cerita rakyat bagi warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial.
Apalagi bagi masyarakat yang belum mengenal pendidikan formal dalam bentuk sekolah, maka cerita rakyat menjadi sarana untuk mengajarkan budi pekerti. Dan karena penyampaiannya mengasyikkan maka meskipun sesungguhnya cerita rakyat itu mengajar dan mendidik pendengarnya, tetapi yang diajar atau dididik tidak merasa dipaksa, melainkan dengan tingkat kedewasaannya masing-masing bisa menyerap ajaran yang terjalin di dalam cerita, inti ajaran dalam cerita rakyat tidak akan mengalami perubahan selama masyarakat pemiliknya juga tidak berubah dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang masih berlaku.
Sehubungan dengan hal diatas, erita rakyat juga befungsi sebagai pengontrol kehiduapn sosial. Bila dalam masyarakat bterjadi kepincangan atau pelanggaran norma-norma, maka dengan melalui cerita rakyat hal-hal yang tidak sewajarnya itu bisa dikritik. Sipenutur cerita dengan leluasa bisa mengubah bagian-bagian cerita yang isinya merupakan pelontaran kritik-kritik tanpa merasa segan terhadap pihak-pihak yang menjadi sasaran kritiknya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Post a Comment