Sejarah Candi BorobudurSejarah Candi Borobudur

Sejarah lengkap candi borobudur


Sekilas tentang Candi Borobudur :
- Candi Borobudur merupakan candi Budha
- Candi Borobudur dibangun atas perintah Raja Samaratungga. Pada masa Wangsa Shailendra. Samaratungga atau Samarotthungga melanjutkan pembangunan ini dari sang ayah yaitu Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Kemudian pembangunan candi Borobudur diteruskan anak laki-laki Samaratungga dan kemudian oleh cucu Putrinya yaitu Dyah Ayu Pramurdhawardhani.
- Candi Borobudur Selesai dibangun pada 847M
- Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi Borobudur ini dibantu oleh seorang guru yang berasal dari dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman, beliau bertindak sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana.
- Candi Borobudur memiliki 1460 buah Relief dan 504 Stupa Budha.
- Tinggi Candi Borobudur mulanya (sebelum renovasi) yaitu 42M, tapi setelah direnovasi menjadi 34,5M, dikarenakan bagian bawah digunakan sebagai penompang Candi. Ada juga yang menyebutkan berkurangnya tinggi candi Borobudur akibat tersambar petir (permasalahan yang sama terjadi pada Candi Jawi)
- Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
- Candi Borobudur berbentuk punden berundak (bertingkat-tingkat) sesuai dengan Mahzab Budha Mahayana yaitu setiap manusia jika ingin menjadi Budha harus melalui tahap tersebut. Tingkatan tersebut diantaranya :
1. Kamadhatu, bagian dasar Borobudur, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu.
2. Rupadhatu, empat tingkat di atasnya, melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka.
3. Arupadhatu, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang. Melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk.
4. Arupa, bagian paling atas yang melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
- Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, tingkat 7-10 berbentuk lingkaran.


Penemuan Candi Borobudur :
Percaya atau tidak, faktanya pada sekitar 300 tahun yang lalu, bangunan yang sekarang kita kenal sebagai candi borobudur itu adalah sebuah bukit, yang oleh masyarakat sekitar diberinama Redi Brobudur.
Sedangkan nama Borobudur sendiri baru diketahui pada Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada 1365M dimana dalam kitab tersebut dituliskan terdapat sebuah Biara di Budur.
Kata Borobudur juga ditemukan pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Nah.. Baru pada masa kolonial (1814) tepatnya pada masa penjajahan Inggrislah Misteri Candi Borobudur ini terpecahkan oleh Insinyur Thomas Stamford Rafflesh, diamana ia mendengar kabar dari bawahannya bahwa terdapat sebuah bukit yang dipenuhi bebatuan berukir, dari situlah ia mengutus Cornelius seorang pecinta seeni dan sejarah untuk membersihkan bukit itu dengan bantuan 200 masyarakat selama 2 bulan. Dan pemugaran dilanjutkan pada tahun 1925, dan pada tahun 1842 stupa candi untuk pertama kali diteliti.

Yang menjadi pertanyaannya adalah, kenapa Candi Borobudur ditemukan dalam keadaan terkubur tanah?
Kemungkinan jawaban tersebut adalah akibat letusan gunung Merapi, karena hal tersebut dapat kita lihat pada Prasasti Kalkuta yang menuliskan kata AMAWA yang berarti Lautan Susu, dalam hal letusan gunung Merapi dapat diartikan sebagai Lahar dingin yang warnanya seperti susu.
lalu muncul satu pertanyaan baru.
kenapa setelah ledakan gunung Merapi usai masyarakat tidak membersihkan candi Borobudur?
Jawabannya adalah dikarenakan pada masa itu pusat pemerintahan berpindah dari Jawa tengah ke Jawa timur.

Pemugaran yang dilakukan Cornelius tadi dilanjutkan oleh Residen Kedu pada 1842. Kemudian Pemugaran dilakukan kembali pada 1907-1911 oleh Theodorus Van Erp. Nah Van Erp lah yang berjasa menemukan bentuk candi Borobudur seperti saat ini, dia rela melakukan studi banding ke India dan Srilanka untuk mengetahui bentuk awal Candi Borobudur.

Sedangkan untuk aliran Budha Candi Borobudur dipelajari oleh Stutterheim dan NJ.Krom mereka menemukan bahwa aliran Budha yang berlaku pada Candi Borobudur yakni aliran Mahayana Yogacara yang bercampur dengan aliran Tantrayana Vajrayana.

Post a Comment

Previous Post Next Post