BIOGRAFI ADAM MALIK




ADAM MALIK
(Diplomat, Mantan Menteri Luar Negeri RI)

Politisi dan Diplomat ulung ini terlihat sosoknya sebagai "tukang debat" nomor satu di berbagai meja perundingan. Tubuhnya tidak tinggi, agak gemuk, berkulit agak gelap. Rambutnya yang berminya kerap disisir ke belakang hingga menonjolkan dahinya yang menampangkan kecerdasannya. Ia juga gemar memakai Kopyah. Pada 1970-an, Adam Malik, tokoh itu, biasa di panggil sebagai "Si Bung" dan "Si Kancil". Itu dikarenakan kelincahan pria kelahiran kampung Keling, Pematangsiantar 22 Juli 1917.
Anak ketiga dari sembilan bersaudara pasangan pedagang kelontong Haji Abdul Malik dan Salamah ini mempunyai bakat diplomasi yang luar biasa. Penyerahan Irian Barat kepada Indonesia antara lain merupakan hasil perundingan rahasianya dengan delegasi Belanda di Virginia, Amerika Serikat, 1962. Ia pula yang diberi tugas oleh Soeharto untuk memulihkan keanggotaan Indonesia di PBB tahun 1967. Pembayaran utang di Indonesia, yang terakumulasi di masa Soekarno, untuk masa 30 tahun; juga bisa ditangguhkan. Reputasinya dalam dunia Deplomasi membuat Adam Malik terpilih menjadi Ketua Majelis Umum PBB pada tahun 1972.
Kemampuan Diplomasi Adam Malik tak lepas dari profesinya sebagai wartawan, yang ditekuninya sejak dekade 1930-an. Monumennya yang masih bisa dilihat adalah kantor berita Antara. Ia ikut mendirikan kantor itu pada 1937.
Meski begitu, Adam Malik bukan Cuma diplomat dan jurnalis. Ia juga seorang politisi tulen, yang berperan sejak kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bersama Soekarni dan Chairul Saleh, ia menculik Soekarno-Hatta ke Renglasdengklok dan mendesak agar kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan.
Diplomator ini ternyata juga suka mengoleksi berbagai barang, mulai dari keramik, patung, dan batu mulia. 5000 lebih benda koleksinya telah dipamerkan dalam sebuah Museum yang dikelola oleh istrinya, Nelly Adam Malik.
Adam Malik merupakan Sosok otodidak yeng reputasinya mendunia. Dia adalah satu diantara sedikit orang yang mampu menempatkan Indonesia ke dalam posisi terhormat dalam pentas politik dan diploma internasional.

Post a Comment

Previous Post Next Post