KERAJAAN-KERAJAAN INDONESIA YANG BERCORAK ISLAM


KERAJAAN-KERAJAAN INDONESIA YANG BERCORAK ISLAM
1. Samudra Pasai
Pada abad ke-13 di Aceh Utara berdiri Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan Samudra Pasai terletak di pesisir timur laut Aceh, Kabupaten Lhoksumawe atau sekarang Aceh Utara. Menurut sejarah melayu, nama itu berasal dari Samudra (semut besar) dan Pasai dari nama anjing milik Merah Silu.
Dalam sejarah melayu disebutkan bahwa pendiri Kerajaan Samudra Pasai adalah Merah Silu yang setelah masuk Islam dan naik tahta bernama Maliku-Saleh. Nama itu sesuai dengan nama Malik As-Saleh yang menjadi Sultan pertama Kerajaan Samudra Pasai. Batu nisan yang menandai makamnya bukti akan kehadiran Sultan tersebut.
Kerajaan Samudra Pasai berkembang sampai abad ke-15, setelah Sultan Malik-As-Saleh wafat, kemudian diganti oleh Sultan Muhammad (Sultan Malek As-Zahir I), Sultan Akhmad (Sultan As-Zahir II), Zaenal Abidin, dan Iskandar.
Menurut Ibnu batutah yang pernah datang ke Samudra Pasai pada tahun 1345-1346, bertemu dengan Sultan Ahmad. Ibnu Batutah mengatakan bahwa Sultan Ahmad telah mengembangkan Islam ke daerah-daerah sekitar kerajaan.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam Aceh berdiri pada abad ke-16, dengan ibukota kerajaannya di Kotaraja (Banda Aceh). Raja yang pertama bernama Sultan Ali Mughayat Syah atau yang juga disebut Sultan Ibrahim (1515-1528). Kerajaan Aceh semakin berkembang setelah malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511 dan Samudra Pasai pada tahun 1522.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636).
Sultan Iskandar Muda adalah raja yang cakap dan pemeluk agama Islam yang setia, dan mempunyai sikap anti penjajah yang dibuktikannya dengan beberapa kali melakukan serangan terhadap Portugis.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam dan menjadi bandar transito yang dapat menghubungkan perdagangan Islam di dunia barat.
Politik luar negeri Aceh bersifat politik pintu terbuka, artinya terbuka bagi bangsa asing, asal saja mereka tidak ikut campur urusan dalam negeri dan tidak menyiarkan agama lain selain agama Islam.
Pada tahun 1636 Sultan Iskandar Muda wafat, dan digantikan oleh Sultan Thani (1636-1641). Dengan meninggalnya Sultan Iskandar Muda ini, kerajaan Aceh mengalami kemunduran karena tidak ada pengganti yang secakap Sultan Iskandar Muda.
3. Demak
Kerajaan islam di Jawa yang mempunyai arti penting bagi perkembangan Islam adalah Kerajaan Demak di Jawa Tengah. Kerajaan ini letaknya di daerah Bintoro di muara sungai Demak. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (1475-1518), pada akhir abad 15 menurut babad tanah Jawa. Raden Patah adalah putra Raja Majapahit dari ibu kelahiran Cina. Pada masa pemerintahannya agama Islam mengalami perkembangan yang pesat, karena didukung oleh kegiatan dakwah yang dilakukan para wali.
Pada tahun 1512 Malaka jatuh ke tangan Portugis. Peristiwa ini sangat penting karena malaka adalah salah satu pusat penyebaran agama Islam yang besar di Asia Tenggara pada waktu itu. Menghadapi situasi ini Raden Patah mengirimkan putranya yang bernama Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Usaha tersebut gagal, tetapi selain itu Pati Unus dikenal pula dengan sebutan Pangeran Sebrang Lor.
Setelah Raden Patah meninggal pada tahun 1518, Pati Unus menggantikannya, ia naik tahta hanya 3 tahun, dan ia meninggal tanpa meninggalkan putra, sebagai penggantinya adalah saudaranya yang bernama Pangera Sekar Sedo Lepen. Tetapi pangeran ini dibunuh oleh Sultan Prawoto, putra Trenggono. Dengan demikian Sultan Trenggono menjadi Raja Demak ketiga dan juga merupakan Sultan Demak terbesar.
Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono agama Islam berkembang lebih luas lagi. Ia bahkan mengirimkan Falatehan ke Cirebon, dan kemudian mendirikan Kesultanan Cirebon. Dari Cirebon kemudian Falatehan menaklukan Banten yang menyebabkan ancaman bagi Kerajaan Pajajaran. Sunda kelapa (Jayakarta/Jakarta) dikuasai pada masa kekuasaan Trenggono pula.
Akibat dari pendudukan ini, kedudukan Pajajaran dikepung, karena tiga pelabuhan penting di utara Jawa dikuasai Islam, selain itu juga menjadi daerah pengembangan Islam di Jawa Barat. Portugis datang pada tahun 1527 ke Sunda Kelapa untuk memperkuat hubungan dagang, Pajaran terpaksa berhadapan dengan tentara islam dan terpaksa meninggalkan Sunda Kelapa.
Sultan Trenggono juga memperluas daerah kekuasannya
PREV : PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

PREV : SALURAN DAN CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA

Post a Comment

Previous Post Next Post